Info Peduli Jepara Bila sempat menonton Kartini (2017), film besutan Hanung Bramantyo, kita dapat gambaran bagaimana sang gadis bangsawan Jepara berikut dua adiknya tak sebatas memperjuangkan nasib kaum perempuan Hindia Belanda. Dalam satu babak, ketiga putri belia diperlihatkan meninggalkan halaman rumah pingitan, menemui para pengrajin ukiran kayu jati. Pada masa kehidupan Kartini, yaitu di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, komunitas pengukir jati masih terkonsentrasi di Kampung Blakang Gunung, Kecamatan Jepara. Begitulah menurut Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Panggil Aku Kartini Saja. Sekalipun demikian, hasil kriya yang semula hanya dihargai di lingkup kecamatan kecil dalam selang waktu satu setengah abad kemudian dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Oleh karena andil besarnya, Pramoedya menahbiskan pula Kartini sebagai ‘maesenas’ atau pelindung bagi para seniman rakyat. Trinil —panggilan kecil sang putri— menulis serangkaian artikel...
Membahas informasi seputar Sosial, Budaya, Sejarah & Kabar Terkini.