Info Peduli Jepara |
Desa, atau udik, menurut
definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan
(rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif dibawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.
Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut
kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau
jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya
Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Pambakal di
Kalimantan Selatan, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi
daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera
Barat disebut dengan istilah Nagari, dan
di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut
dengan istilah Kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa
dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa
tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah
terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Demikian halnya Desa Tulakan,
pada mulanya merupakan perdukuhan yang bernama Alas Tuwo yang dipimpin oleh
kepala perdukuhan mulai dari Pangeran Kuning diteruskan oleh Ki Raban kemudian
Ki Moro Suto dan Ki Moro Taruno.
Sampai dengan kepemimpinan 4
(empat) orang tersebut di atas, kondisi perdukuhan Alas Tuwo masih angker,
wingit dan gawat kaliwat liwat, sampai akhirnya datanglah bangsawan dari
Mataram Kyai Agung Barata bersama keempat muridnya yaitu : Ki Buntari, Ki
Leboh, Ki Cabuk dan Ki Purwo, melakukan “lelana” dan “laku tapa brata” di
perdukuhan Alas Tuwo ini.
Bersama-sama dengan keempat
muridnya, Kyai Agung Barata memasang “rajah” yang terkenal dengan nama “Tulak
Balak Pasopati” dengan harapan Dukuh Alas Tuwo menjadi dukuh yang lestari,
nyaman, aman dan maju.
Berasal dari peristiwa itulah
perdukuhan Alas Tuwo diberi nama menjadi Kademangan Tulakan dan
Kepemimpinan Kademangan diserahkan dari Ki Moro Taruno kepada Kyai Agung Barata
dengan sebutan Ki Demang Barata.
Dibawah kepemimpinan Ki Demang
Barata dibantu para muridnya, Kademangan Tulakan berkembang pesat, mencakup
dukuh Winong (Ki Buntari), dukuh Kedondong/Ngemplak (Ki Leboh), dukuh Drojo (Ki
Purwo), Dukuh Pejing (Ki Cabuk) dan dukuh Bandungpadang (Ki Trunojoyo Wongso
atau Mbah Klipo). Seiring perkembangan zaman dukuh Bandungpadang menjadi Desa
mandiri dengan nama Bandung Mrican dan sekarang bernama Desa
Bandungharjo.
Sumber : http://tulakan.jepara.go.id/
Komentar
Posting Komentar