Langsung ke konten utama

Postingan

Kisah Budi Gading, Mantan Sopir Bus yang Kini Jadi Pengusaha Eksportir Sukses

  Info Peduli Jepara   Pria 49 tahun lahir di Jepara, tepatnya Klaten, 01 Januari 1972 dan pernah hidup di Semarang. Di Desa Bandar Harjo, dimana daerah itu, dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas. Di sana Budi Gading panggilan akrabnya, pernah merasakan kerasnya kehidupan di ibu kota Jawa Tengah. Lingkungan pelabuhan yang cukup keras dan didikan orang tua yang disiplin serta pengaruh lingkungan. Membentuk karakter pejuang yang tidak pernah mengenal kata menyerah. Tetapi sikap menurun dari orang tuanya yaitu Suryono dan Sumiyem serta kakek neneknya dari daerah Klaten yang kultur Jawanya cukup kuat. Hal ini mempengaruhi sikap lembut dan rasa tolong-menolong kepada sesama manusia begitu jelas dalam kehidupan sehari-harinya. Terbukti dari banyaknya teman yang dekat dengan Budi, ada yang ikut bekerja di beberapa perusahaan miliknya. Hal ini dengan niat membantu teman-temannya agar punya penghasilan. Disisi lain banyaknya kegiatan dan organisasi yang diikuti terutama organisa...

Air Terjun Jurang Nganten dan Legenda Petaka Dua Sejoli Kawin Lari

  Info Peduli Jepara BICARA air terjun, wisata yang menyuguhkan panorama alam ini memiliki tempat di hati pencintanya. Ya, air terjun selain memberi kesegaran karena udaranya yang asri, juga membuat otak lebih refresh manakala memandangi keindahan alam sekitarnya. Tak hanya itu, wisata air terjun juga kerap menarik pelancong untuk melakukan tantangan ekstrem, seperti melompat dari tebing. Nah, sensasi itulah yang disuguhkan oleh Wisata Air Terjun Jurang Nganten, yang berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ketika memasukinya, pengunjung akan disambut embusan semilir angin yang terselip dari pepohonan asri dan aliran air yang menghadirkan suasana damai dan tentram. Melansir Solopos.com, air terjun ini memiliki tinggi sekitar 50 meter. Terletak di lereng Gunung Muria, Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aij, Kabupaten Jepara, lokasinya sekitar 25 km dari pusat Kota Jepara. Air terjun mengucur deras pada dinding bukit yang tegak. Keberadaan air terjun Jurang Nganten ...

Sejarah Pos Ronda, dari Masa Keraton Jawa hingga Sekarang

  Info Peduli Jepara Bagi para bapak-bapak, pos ronda pasti sudah tidak asing lagi dan menjadi tempat berkumpul masyarakat sekitar hingga menjadi tempat saling bertukar pikiran. Sejatinya, pos ronda memanglah tempat para warga berkumpul untuk menjaga keamanan suatu daerah. Tentunya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, kenangan hanya sebatas angin berlalu. Banyak dari kita yang melupakan tempat ini. Lupa memerhatikan keberadaannya, seolah ditelan bumi. Beberapa di antara kita mungkin juga sudah mengabaikan keberadaannya. Padahal, keberadaan pos ronda sangatlah bermanfaat. Sepanjang berdirinya bangunan pos ronda, terbentang panjang sejarah Indonesia. Mulai dari masa keraton Jawa, kolonialisme Eropa, penjajahan Belanda, hingga sekarang. Masa Keraton Jawa: Menunjukkan Kekuasaan Raja Pada mulanya, pos ronda tidak berfungsi seperti sekarang, yaitu sebagai benteng pertahanan teritorial suatu daerah. Mengutip buku Penjaga Memori: Gardu di Perk...

Alasan Tidak Digunakannya Huruf C pada Plat Kendaraan Bermotor di Indonesia

  Info Peduli Jepara Setiap kendaraan bermotor Indonesia selalu memiliki kode wilayah yang diwakili oleh simbol-simbol. Simbol ini bisa dilihat dari penggunaan huruf di depan plat Nomor Tanda Kendaraan Bermotor (TNKB). Pelat nomor adalah kelengkapan yang wajib dimiliki setiap kendaraan bermotor. Dalam pelat nomor tercantum nomor polisi yang merupakan kombinasi huruf dan angka pada nomor polisi. Kombinasi tersebut terdiri dari satu atau dua huruf di depan, satu hingga empat angka di tengah, dan satu hingga tiga huruf di belakang. Huruf awal dalam kombinasi nomor polisi menandakan kode wilayah kendaraan bermotor, yang ditunjukkan mulai huruf A sampai Z. Sebagai contoh plat motor dengan huruf A di depannya, berarti motor itu berasal dari daerah sekrasidenan Banten. Huruf B untuk Jabodetabek, dan D untuk Kabupaten Bandung, dan lain sebagainya sampai Z. Tapi mengapa tidak ada huruf C dalam pengkodean wilayah plat kendaraan bermotor? Pada sejarahnya penggunaan kode wilayah ...

Awal Mula Kehadiran Tembakau, Si 'Emas Hijau' Indonesia

  Info Peduli Jepara Indonesia memiliki hamparan tanah yang luas nan subur. Hal itu dilengkapi dengan banyaknya jenis tanaman yang tumbuh, karena alam Indonesia adalah alam tropis. Salah satu tanaman yang tumbuh di wilayah Indonesia adalah tembakau. Memiliki nama latin Nicotiana tabacum, diduga tanaman ini berasal dari Amerika Selatan atau Amerika Utara. Setelah konsumsi tembakau menjadi gaya hidup masyarakat di Eropa, kira-kira pada awal abad ke-17, tembakau dibawa masuk ke Indonesia oleh para kolonialisme barat. Terdapat beberapa literatur yang menyatakan bahwa kolonialisme barat itu terdiri dari bangsa Spanyol, Portugis, dan Belanda. Kemungkinan, mereka menjadi pihak yang terlibat membawa tembakau ke Indonesia. Kendati demikian, secara etimologi, istilah tembakau sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yaitu “tabaco”. Dikutp dari laman P2PTM Kemkes pada tahun 2018, dituliskan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil tembakau terbesar keenam setela...

Asal-Usul Desa Banyuputih dan Sejarah Perkembangan Islam

  Info Peduli Jepara              Asal mula desa Banyuputih tak lepas dari dua tokoh kakak beradik Mbah Golo dan Mbah Gito. Pada suatu ketika Mbah Golo dan Mbah Gito mencari kayu bakar dibawah kemarau yang sangat panas, mbah Golo kehausan lalu Mbah Golo menyuruh adiknya Mbah Gito untuk mencari air minum. Mbah Gito mencari air kepenjuru hutan hingga beberapa jam tidak ditemukan, tiba-tiba Mbah Gito menemukan sumber air berwarna putih seperti susu, bukan putih bening. Kemudian diambil dengan daun talas lalu dibawa dan diberikan kepada kakaknya yakni Mbah Gito. Ketika Mbah Gito disodori air minum yang berwarna putih seperti susu dia marah karena air minum itu menurutnya adalah kotor, saking marahnya daun talas itu diinjak-injak kemudian dikampak oleh Mbah Golo dan keajaiban terjadi ketika daun talas tadi dikampak ternyata tidak mempan sehingga Mbah Golo tercengang kemudian bertanya kepada adiknya Mbah Gito, ”Gito apakah kam...

Jati Jawa dalam Catatan Kaki Sejarah

  Info Peduli Jepara Obama membawa keluarga berlibur ke Bali dan Yogyakarta, serta berencana singgah di Jakarta. Mestinya sowan kepada presiden kita dalam beberapa hari ke muka ya? Mungkin, sebagaimana di era SBY, Obama akan diterima Presiden Jokowi di ruang Jepara. Déjà vu. Mengapa ruang penerimaan tamu kenegaraan ini disebut ruang Jepara? Dalam hal ini, ada andil Ibu Tien yang —sebagai ibu negara— mendesain interior ruang agar kuat berkesan asli Indonesia. Pilihannya jatuh pada perangkat meja-kursi dan ragam hias kayu jati ukiran Jepara. Nuansa serupa kurang lebih hadir di pojok-pojok lainnya di istana sebelum dikembalikan ke desain klasik Eropa di zaman Megawati, kecuali di ruang Jepara.  Namun, bukan ruang istana ini sungguh yang menjadi fokus tulisan, melainkan hal-hal unik berkaitan dengan keberadaan jati (Tectona grandis sp.). Berdasarkan kehalusan tekstur dan keindahan warnanya, kita mengenal jati termasuk jenis kayu mewah. Kayu jati pun diketahui san...