Info Peduli Jepara |
Tugu Tiga Puteri berdiri tepat di
tengah persimpangan jalan, tugu tersebut dibangun menggantikan bangunan
sebelumnya berupa bundaran Air Mancur serta Tugu Adipura yang terletak di
sebelah selatan. Adapun pembangunan tugu tiga putri menelan biaya 2,5 milyar
yang di ambilkan dari dana APBD Jepara tahun 2016.
Kepala Bidang Dinas Cipta Karya
Tata Ruang dan Kebersihan (Ciptaruk) Jepara, Ary Bachtiar menyampaikan
pembangunan patung adalah sebagai upaya penataan ulang Bundaran Ngabul.
Sebelumnya, tata ruang di kawasan ini terlalu memakan tempat sehingga badan
jalan sempit.
"Akibatnya, bundaran air
mancur di kawasan Ngabul kerap rusak ditabrak kendaraan besar. Lokasi bundaran
air mancur dengan Taman Adipura yang berdekatan juga boros tempat,"
tuturnya.
Tugu Tiga Puteri Jepara yang
diresmikan pada akhir tahun 2016 silam menjadi salah satu ikon wisata baru di
Jepara. Tugu yang terletak di Bundaran Ngabul tersebut merupakan monumen tugu
tiga figur perempuan legendaris asal Jepara.
Dalam Tugu tersebut digambarkan tiga
wanita tengah melakukan hal yang berbeda. Seorang wanita berdiri tegak
mengangkat sebuah benda seperti senjata, seorang yang lain nampak tengah
membaca buku, dan seorang lagi nampak tengah memanah.
Mereka adalah Ratu Shima
"Sang Pembeda dengan keadilannya", Ratu Kalinyamat "Sang
Srikandi dengan patriotisme" dan RA Kartini "Sang Pencerah dengan
pelita ilmu dan pembuka tabir harkat kaum wanita".
Adapun filosofi keris atau
senjata yang berada ditangan kanan tokoh Ratu Shima yang mengarah keatas
sebagai simbol kejujuran dan keadilan. Busur panah di tangan Ratu Kalinyamat
sebagai simbol keberanian dan keteguhan prinsip. Adapun buku di tangan RA
Kartini sebagai simbol pencerahan menuju kemakmuran.
Selendang yang membentang
merupakan simbol rangkaian sejarah perjalanan tiga tokoh dalam memperjuangkan
prinsip-prinsipnya untuk mencapai kemakmuran. Relief teratai yang berada di
bawah patung tiga tokoh ini sebagai simbol kesucian serta ketulusan dalam
mengembangkan keilmuan.
Sedangkan yang paling bawah
berbentuk geometris dari segitiga prisma yang dipadukan dengan bentuk organik
relief ukiran menghasilkan nilai estetik visual harmonis yang kontras.
Patung dengan tinggi total utuh
satu badan sekitar 15 meter ini menghadap sesuai dengan lokasi penting yang
berkaitan dengan ketiga Putri tersebut.
Patung Ratu Shima menghadap ke
arah Kecamatan Keling yang konon menjadi pusat Kerajaan Kalingga yang ia
pimpin, sedangkan patung Ratu Kalinyamat menghadap ke arah Desa Mantingan yang
konon menjadi pusat Kerajaan Kalinyamat setelah menikah dengan Raden
Toyib atau familiar dengan Sultan Hadirin yang sebelumnya pusat Kerajaan
Kalinyamat berada di Kalinyamatan (Kriyan), serta patung Kartini
menghadap ke arah Kecamatan Mayong yang merupakan tempat kelahiran pahlawan
emansipasi wanita Indonesia ini.
Tokoh RA Kartini dihadirkan
sebagai simbol guru bangsa bagi kaum perempuan, Ratu Kalinyamat
merepresentasikan kejuangan kaum perempuan, Sedangkan Ratu Shima simbol
keadilan seorang pemimpin yang hingga sampai saat ini belum ada tandingnya.
Kawasan patung tiga putri
diberlakukan rekayasa lalu lintas. Jalur yang berpusat pada patung tiga tokoh
wanita Jepara tersebut hanya diperbolehkan satu jalur, baik yang dari arah
Jepara mau ke kudus maupun Semarang atau dari arah Pecangaan menuju arah
Jepara.
Lalu lintas dari arah Jepara,
untuk kendaraan roda empat berbelok ke kiri melewati Pasar Ngabul Baru.
Pembatas jalan dengan warna kombinasi merah dan kuning telah dipasang di sisi
utara tugu Tiga Tokoh Wanita Jepara.
Namun disisakan dua meter tetap
terbuka untuk lewat sepeda motor. Sementara untuk kendaraan roda empat atau
lebih dari arah Pasar Ngabul Baru dilarang melewati Tugu Bundaran Ngabul. Rute
yang harus dilewati jalan alternatif ke arah selatan. Rambu-rambu lalu lintas
dan petunjuk parkir juga telah terpasang.
Selain itu, menurut Suharto salah
satu pengunjung. akibat perubahan jalur lalu lintas membuat pengendara sedikit
kesulitan dan berjalan pelan menjadikan sedikit kemacetan di sekitar bundaran
saat ini.
"karena berubahnya bundaran
ngabul yang dulu jika dari arah kudus menuju ke jepara ambil jalur lurus,
sekarang kendaraan yang dari kudus harus memutari tugu tiga putri terlebih
dahulu baru memilih jalur arah ke kota. Banyak juga pengendara yang salah ambil
jalur ke arah mantingan karena perubahan tugu di bundaran ngabul,"
Jelasnya.
Tugu Tiga Puteri Jepara tidak
hanya berupa bangunan patung saja tetapi juga terdapat taman, pohon, kursi dan
rumput hias. Tugu Tiga Puteri Jepara di sore dan malam hari merupakan tempat
favorit berwisata bagi masyarakat Jepara dan sekitarnya. Karena ketika malam
hari di Tugu Tiga Puteri Jepara terdapat kilauan lampu-lampu yang semakin
mempercantik tugu.
Kehadiran Tugu Tiga Puteri
membawa manfaat dan keberkahan tersendiri bagi masyarakat sekitar. Selain
menjadi tujuan wisata, karena masyarakat bisa mendapatkan hiburan murah dan
mudah. Para pedagang kaki lima (PKL) juga dapat mencari tambahan rejeki.
Di sore dan malam hari puluhan
PKL berjualan di seputar kawasan tugu. Selain di trotoar, tak sedikit PKL yang
membuka lapak di bahu jalan. Kebanyakan dari mereka menjajakan makanan atau
kuliner ringan hingga mainan anak-anak.
Animo pengunjung yang tinggi
serta menjamurnya keberadaan pedagang kaki lima menjadikan arus lalu lintas
sekitar tugu semakin semrawut ditambah dengan aktifitas parkir di sisi bahu
jalan. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan tersebut juga mengalami
peningkatan kepadatan.
"Keberadaan Tugu Tiga Puteri
Jepara membawa keberkahan dan kemajuan yang pesat bagi para pedagang. Tetapi
keberadaan pengunjung yang ramai dan parkir sembarang mengganggu para pengguna
lalu lintas" kata Purwadi, salah satu pedagang kaki lima.
Penulis : Nurul Ainin Nafifah
Komentar
Posting Komentar