Langsung ke konten utama

Ekspor Mebel Jepara Anjlok Akibat Pandemi Covid-19


Nilai ekspor mebel Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tercatat sebesar USD 177,03 juta sepanjang tahun 2020. Jumlah ini turun dibandingkan dengan nilai ekspor mebel tahun 2019 yang tercatat sebesar USD 186,85 juta.

"Penurunan ekspor mebel tersebut, salah satunya karena adanya pandemi Covid-19 sehingga berpengaruh terhadap penjualan mebel ke sejumlah negara di dunia yang juga mengalami permasalahan yang sama soal penyakit virus corona," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara, Iskandar Zulkarnain dikutip dari Antara Jepara, Senin (25/1).

Dengan adanya permasalahan yang sama, maka dimungkinkan di daerah tujuan ekspor perekonomiannya juga mengalami kelesuan sehingga daya beli masyarakat juga bisa turun.

Hal tersebut juga terlihat dari jumlah pengusaha yang melakukan ekspor mebel dari kayu ke berbagai negara di dunia selama tahun 2020 tercatat hanya 381 pengekspor atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 394 pengekspor.

Sementara dari sisi volume barang yang diekspor selam 2020 justru lebih tinggi karena mencapai 53,64 juta kilogram, sedangkan tahun 2019 volume ekspornya hanya 52,37 juta kg. Hanya saja nilai ekspornya justru lebih kecil karena hanya USD 177,03 dolar AS, sedangkan tahun 2019 nilai ekspornya mencapai USD 186,85 juta.

Untuk negara yang menjadi tujuan ekspor pada tahun 2020 juga berkurang karena hanya 92 negara, sedangkan tahun 2019 mencapai 112 negara.

Promosi Dongkrak Ekspor

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka mendongkrak ekspor mebel sering kali digelar promosi, baik oleh pihak pengusaha mebel maupun kegiatan promosi yang difasilitasi oleh Pemkab Jepara.

Promosi yang diikuti oleh para pengusaha mebel yang berorientasi ekspor tidak hanya di tingkat nasional, bahkan hingga pameran tingkat internasional juga diikuti untuk mempromosikan produk mebel asal Jepara. Pengusaha mebel kelas menengah atas memang memiliki kesadaran bahwa promosi penting, meskipun menghabiskan biaya yang cukup besar.

Hanya saja, seiring terjadinya masa pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penetrasi pasar melalui promosi karena kegiatan yang menimbulkan kerumunan dibatasi dan hampir ditiadakan. [idr]

 

Sumber artikel: Merdeka | Senin, 25 Januari 2021 20:52

Komentar